Kamis, 03 November 2011

Kematangan Emosi

A. Pengertian emosi
Emosi adalah gejolak jiwa, pikiran dan kondisi perasaan yang meluap-luap. Kadang kita sering menyamakan emosi dengan marah. pengertian ini tidak salah tetapi kurang tepat, karena marah hanyalah sebagian kecil dari emosi. cinta, haru juga bagian dari emosi dan terkadang kita tidak sanggup mengendalikannya.

B. Hakekat Kematangan Emosi
Kematangan Emosi yaitu kemampuan menerima hal-hal negatif dari lingkungan tanpa membalasnya dengan sikap yang negatif pula, melainkan dengan kebijakan. Maksudnya adalah jika seseorang menemui situasi negatif orang tersebut tidak lantas membalas dengan emosi yang yang negatif, tetapi ia akan menelaah dan memikirkan reaksi yang akan dikeluarkan agar tidak berdampak negatif pula sehingga emosi yang keluar adalah kebijakan.

Kematangan emosi didapat jika kita menyadari sepenuhnya emosi yang ada dan bagaimana mengeluarkannya. Orang yang memiliki kematangan emosi akan menjadi tuan atas emosinya, maksudnya ia akan mengatur emosi apa yang hendak dikeluarkannya. Sebagai contoh ketika melihat anak kita mencuri. Kita menyadari ada sebuah prinsip yang dilanggar, lalu kita menjadi marah kepada anak. Maka kemarahan ini termasuk cerdas, karena telah disadari. Artinya ada alasan yang jelas mengapa marah itu muncul.

C. Ciri Umum Kematangan Emosi

1. Analisis Etis
Seseorang yang memiliki kematangan emosi biasanya selalu memandang realitas berdasarkan nilai etis. Seseorang yang telah memiliki kematangan emosi tidak akan berkata atau melakukan perbuatan tanpa memikirkan etis tidaknya terlebih dahulu. Sesorang yang telah memiliki kematangan emosi akan selalu melihat apakah perbuatan, tindakan, pikiran itu baik atau buruk.

Mereka hidup berdasarkan nilai-nilai moral yang berlaku dalam lingkungan, adat, dan agama mereka. Kematangan emosi ini tentu diperoleh melalui pendidikan yang berjenjang, mulai dari tingkat keluarga, sekolah, dan masyarakat yg lebih luas.

Etika memang akan berbeda dari satu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Namun, perbedaan ini tidak menghancurkan kematangan emosi seseorang. Misalnya, ketika ia berkunjung ke suatu tempat berbeda budaya maupun agama dengan dirinya, ia akan mempertimbangkan apakah tindakannya akan menggangg orang lain, atau apakah tindakannya bertentangan dengan etika yang mereka tempati.

Pendidikan emosi akan efektif ketika ia dilakukan secara alamiah dalam lingkungan. Orang yang hidup jauh dari tempat asal mereka biasanya memiliki kemampuan analisis etis dalam mematangkan emosional mereka.

2. Kendali Diri
Ciri kematangan emosi tahap ini jelas lebih sulit dari analisis etis. Mereka yang mampu mengendalikan diri adalah mereka yang emosinya tidak mudah meledak-ledak. Kemampuan mengendalikan diri ini berkaitan erat dengan rendah hati. Semakin mam[u mengedalikan diri, semakin ia memposisikan dirinya sebagai individu yang sederhana.

Pengendalian diri adalah suatu hal yang sulit karena terjadi perang dalam diri manusia. Ia mampu berbuat sesuatu, namun tidak melaksanakannya. Contoh ia memiliki uang namun tidak bersikap boros. Ia memiliki peluang menjadi pemimpin. Namun ia menyerahkannya kepada orang main. Ia bisa membeli rumah mewah, namun ia tidak melakukannya.

Kemampuan mengendalikan diri begitu sulit karena ia harus menafikan suatu potensi yang kita miliki. Sesorang yang mampu mengendalikan dirinya biasanya selalu hidup dalam konsisi secukupnya. Orang yang mampu mengendalikan diri ini sudah memiliki kematangan emosi yang jauh lebih baik.

Namun kendali diri bukan berarti kita tidak boleh berkembang dan memiliki sesuatu yang kita inginkan, tetapi kendali diri lebih adalah rem untuk memiliki sesuatu lebih dari kemampuan diri dan lingkungan kita.

3. Citra diri
Ciri seseorang berikutnya yang memiliki kematangan emosi adalah memiliki citra diri. Citra diri adalah cara kita memandang diri kita, baik itu yang dibentuk orang lain maupun yang di bentuk oleh diri kita. Ada yang bersifat positif maupun negatif.

Citra diri positif sesorang membuat dirinya berharga dimata orang lain. Contohnya antara lain citra diri kejujurang, ketegasan, wibawa, dan sikap tanpa kompromi dengan ketidakadilan. Sementara itu banyak dari kita yang gagal mencapai keberhasilan hidup yang lebih baik karena lemahnya citra diri (negatif) citra diri kita. Kematangan emosi sangat menentukan kuat lemahnya citra diri yang kita miliki.

Pernahkan kamu bereaksi begitu cepat ketika ada orang lain yang mengatakan, “Dasar bodoh lu..”, atau “pikiranmu kayak anak SD aja”.. atau perkataan lain yang berpotensi menyinggung anda. Sehingga mengusik harga diri anda?

Orang yang memiliki kematangan emosi biasanya terlatih dalam kondisi yang tenang, sehingga ia tidak bereaksi dengan cepat segala yang muncul terhadap dirinya. Ia selalu memikirkan respon yang akan iya lakukan. Apakah maksud orang tersebut bercanda ataupun sengaja dia akan memikirkan terlebih dahulu kata yang pantas diucapkan agar di nilai lebih etis.

D. Manfaat Emosi

1. Survival
Yaitu emosi yang berfungsi sebagai perjuangan untuk bertahan hidup. (sebagai contoh ketika seseorang dipukul oleh orang lain maka siapapun orangnya pasti akan marah)

2. Energizer
Yaitu emosi sebagai pembangkit energi, yang memberikan kegairahan dalam kehidupan manusia. (ketika kita mencintai orang di satu kantor, tentu kita akan bersemangat datang untuk bekerja. Atau sebaliknya jika kita putus cinta maka merasa hari-hari suram dan tidak berenergi untuk bekerja)

3. Messeger
Yaitu emosi merupakan sebagai pembawa pesan. (Pada saat melihat wajah teman yang sedang sedih, tentu kita tidak bisa bergurau sembarangan seperti pada saat teman kita nampak sedang bergembira)

4. Reinforcer :
Yaitu berfungsi untuk memperkuat pesan atau informasi yang disampaikan. (Sewaktu mengatakan kalimat “Apakah anda mengerti maksud saya?” dengan nada biasa atau datar. Beda dengan “Anda mengerti tidak maksud saya?!” dengan nada marah sambil menunjuk-nunjuk orang yang ditanya.

5. Balancer 
Yaitu emosi sebagai penyeimbang hidup. (Ketika sedih kehilangan orang yang dicintai lalu kita menangis. Atau melihat kejadian lucu kita tertawa).

E. Ada 4 Pendorong Penting Kematangan Emosi
1. Emotional awareness (Penyadaran emosi)
Dalam kehidupan sehari-hari kematangan emosi dapat dimulai dengan menyadari apa yang terjadi di sekeliling kita. Demikian juga dengan emosi, layaknya situasi sering kali kita tidak menyadarinya. Padahal kemampuan untuk menyadari dan merasakan emosi merupakan kunci yang membedakan kita dengan binatang, robot atau komputer.

2. Emotinal Acceptance (Penerimaan Emosi)
Dalam tahapan ini kita belajar menerima diri apa adanya. Bagaimana kita memahami kelebihan dan kekurangan diri apa adanya. Jika kita telah dapat menerima diri baik kelebihan dan kekurangannya, maka akan dengan mudah kita menerima orang lain dengan lebih baik. Empati adalah dapat menerima dan merefleksikan diri atas emosi yang telah dan akan ditampilkan. Dan dengan empati juga kita dapat menerima orang lain apa adanya, bukan seharusnya.

3. Emotional Affection (Sikap Emosi)
Tahapan ketiga adalah emotinal affection yaitu cara berinteraksi dengan orang lain. Adapun prinsip-prinsip utama dalam emotinal affection yang mesti direnungkan adalah :
  • Individual differences
  • Different Treatment
  • Starting from Me
  • Golden Rule
  • Risk Talking
Yang utama adalah kita harus menyesuaikan diri dengan keadaan, bukan mengontrol.

4. Emotinal Affirmation (Penguatan Emosi)
Tahapan ini adalah tahapan tertinggi dan terpenting dari tahapan-tahapan sebelumnya. Pada tahapan ini kita akan bergerak dan bertindak, dan berbicara soal aksi yang membutuhkan keberanian serta kesanggupan mengambil resiko-resiko emosi.

Begitu banyak orang yang mampu tegar dan justru bangkit dalam situasi yang terhimpit dan tidak menyenangkan. Banyak yang jatuh namun bangkit lagi, sehingga mereka sampai pada kejayaannya. Kehidupan yang besar justru diperoleh dari semangat juang untuk melakukan yang terbaik. Kekuatan yang lahir dari otot-otot emosi yang terlatih menghadapi kegetiran, kepahitan serta kesengsaraan hidup. ‘Kekuatan Emosi!’ itu kuncinya.

Remaja dan Konsep Diri

A. Pendahuluan
Di era yang modern ini sangatlah penting bagi seorang remaja untuk memahami maupun mengenal konsep diri. Karena melalui pemahaman terhadap konsep diri, seorang remaja dapat mengenal siapa dirinya yang sebenarnya, seperti apakah dia, dan bagaimana cara dia menjaga diri serta memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi. Menurut C.J Rogers, konsep diri adalah merupakan gambaran tentang diri sendiri sejauh evaluasi terhadap gambaran tersebut. Sedangkan menurut Hurlock, E.B, konsep diri merupakan jumlah total dari ide-ide atau gagasan-gagasan tentang apa dan siapa dia

Dalam kehidupan nyata, konsep diri dapat digolongkan menjadi beberapa golongan. Penggolongan pertama adalah konsep diri riel yaitu konsep diri yang memandang diri sendiri seperti adanya. Penggolongan yang ke-dua adalah konsep diri ideal, konsep yang satu ini memandang diri sendiri seperti yang dicita-citakan. Saat ini konsep seperti ini begitu menjamur di kalangan muda terutama pada pergaulan remaja, misalkan saja seorang remaja begitu menuntut gambaran seorang remaja yang disebut ”gaul”. Seperti apakah gambaran ”remaja yang gaul” di mata para remaja saat ini? , tentulah bermacam-macam. Dan gambaran-gambaran tersebut saat ini sangat dicita-citakan oleh sebagian remaja Indonesia saat ini, mulai dari remaja yang desa hingga remaja perkotaan.

Golongan yang ketiga adalah konsep diri Patologis, konsep ini sering disebut-sebut sebagai konsep diri yang sakit. Konsep ini juga membahayakan bagi remaja khususnya. Banyak remaja menghayalkan untuk dapat melakukan sesuatu, tetapi kebanyakan remaja tidak berusaha merealisasikan apa yang telah ia khayalkan. Sehingga dalam konsep diri yang satu ini, si pengkhayal tidak berani untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah ia khayalkan itu, alias malas untuk melakukan sesuatu tetapi ingin mencapai yang diimpikan.

Konsep diri dapat juga dipandang dari berbagai sumber si pengkonsep. Konsep diri yang pertama disebut sebagai konsep diri subjektif. Konsep diri subjektif adalah melihat tentang diri sendiri. Konsep diri Objektif adalah bagaimana orang lain memandang diri seseorang. Sedangkan gabungan dari keduanya akan membentuk suatu struktur konsep diri (selft concept structure). Self concept structure inilah yang dibutuhkan sesorang agar dapat membangun diri menjadi lebih baik.

B. Pentingnya Konsep Diri Bagi Remaja
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Dari bahasa inggris "teenager" yakni manusia usia 13-19 tahun.

Sejenak mungkin kita akan bertanya apa itu Konsep Diri? Apa esensinya? Kegunaannya apa?dan banyak lagi pertanyaan yang mungkin terlontar tentang judul di atas. Sebelum pertanyaan tersebut dijawab, mungkin kita perlu sejenak membayangkan kondisi berikut.
Seandainya anda memiliki sebuah DeskTop PC (Personal Computer) dengan spesifikasi PENTIUM IV 3 Ghz, HardDisk 40 GB, DDRAM 256 MB, CDRW 52×36×48, SoundCard Yamaha, VGA GeForce, OS MS Windows XP Pro, dan berbagai komponen yang mutakhir lainnya. Lalu andaikan OS (Operating System) yang anda gunakan untuk PC tadi adalah MS DOS 3.0 bukan Windows XP apa yang terjadi pada PC tersebut?

Ada 2 kemungkinan, yang pertama mungkin PC anda tidak mau jalan karena OS yang anda gunakan sudah ketinggalan jaman. Yang kedua, PC anda jalan tapi tidak bekerja optimal sehingga keunggulan komponen-komponen tidak dapat dirasakan.
Nah, itulah konsep diri. Konsep diri adalah Operating System bagi NeckTop PC, yaitu Sistem Persyarafan tubuh kita. Kita ini merupakan sebuah komputer yang paling canggih tetapi tanyakan pada diri kita, “Apa kita sudah sering meng-upgrade konsep diri kita?”

Konsep diri memiliki 3 komponen yang sangat penting karena akan mempengaruhi hidup kita mulai saat kecil hingga sekarang, komponen tersebut antara lain :
  1. Diri Ideal.Dalam konteks dunia pendidikan, diri ideal yang sering ditetapkan orangtua adalah anak harus mendapat nilai sempurna (100 atau A). dalam setiap ujian
  2. Citra Diri.Anda akan selalu bertindak atau bersikap sesuai dengan gambar yang muncul dalam cermin/citra diri anda.
  3. Harga Diri.Semakin anda menyukai diri anda, menerima diri anda, & hormat pada diri anda sendiri sebagai seorang yang berharga & bermakna, maka semakin tinggi harga diri anda.
Kesimpulannya dapat dimisalkan sebagai berikut : Orangtua anda menetapkan diri ideal anda harus mendapat nilai 100 untuk ulangan Matematika, tetapi anda hanya dapat nilai 60 (Citra diri). Yang terjadi sekarang adalah diri ideal tidak sejalan dengan citra diri.Ini sudah pasti akan berpengaruh pada harga diri anda.

C. Bagaimana Konsep Diri Terbentuk
Konsep diri bukanlah bawaan lahir, melainkan hasil belajar. Semenjak manusia mengenal lingkungan hidupnya, semenjak manusia mengenal lingkungan hidupnya, sejak itu pula ia belajar banyak hal tentang kehidupan. Berdasarkan pengalaman hidupnya, sesorang akan menetapkan konsep dirinya berdasarkan pengalaman hidupnya, sesorang menetapkan konsep dirinya berdasarkan berbagai faktor. Menurut E.B. Hurlock, seorang psikologi, faktor-faktor itu adalah bentuk tubuh, cacat tubuh, pakaiaan, nama dan julukan, inteligensi, kecerdasan, taraf aspirasi/cita-cita, emosi, jenis/gengsi sekolah, status sosial, ekonomi keluarga, teman-teman, dan tokoh/orang yang mempengaruhi.

Bangunan konsep diri itu seperti meja, dimana terdapat kaki-kaki penyokongnya. Yang sangat berperan dalam “Meja” tersebut antara lain :
  1. Siapa yang memasang kaki tersebut?Pertama Orangtua dan setelah itu Guru
  2. Seberapa intensitas emosi yang timbul saat itu?Sedih,malu,bahagia,bangga,dll.
  3. Repetisi.Semakin sering, berarti semakin kuat kaki yang terpasang.
Kita akan lihat bagaimana terbentuk “meja” tadi lewat kisah berikut :
Saat anda masih kecil anda tidak sengaja memecahkan gelas lalu ibu anda mengatakan. “Anak bodoh, masak membawa gelas aja gak becus!”.Otomatis “meja” anda berbentuk. Lalu saat sekolah anda mendapat nilai jelek sehingga bentuk meja tidak jadi:

Berbeda kisahnya seandainya saat memecahkan gelas, ibu anda mengatakan “Kamu tidak apa-apa Nak?Lain kali hati-hati ya..”. Dan saat ujian orangtua anda menghargai nilai anda, maka meja akan berbentuk.
Dari kisah diatas dapat anda lihat efek yang akan terjadi apabila konsep diri yang kita miliki adalah salah satu meja diatas, bisa jadi positif bahkan mungkin negatif.

D. Pengaruh Konsep diri terhadap Komunikasi
Menurut Taylor, konsep diri merupakan inti dari kepribadian. Konsep diri mempengaruhi segenap tingkah laku sesorang menyesuaikan diri dengan situasi hidup. Ada lima pengaruh konsep diri terhadap komunikasi dalam hidup.

Seseorang cenderung melihat dirinya seperti yang dilihat dan dikatakan atau diharapkan oleh orang lain
Seseorang cenderung bertingkah laku sesuai dengan yang dilihatnya dan dikatakan atau diharapkan oleh orang lain. Sesuatu yang diharapkan dan diyakini tentang diri cenderung menjadi kenyataan. Sesorang, melalui konsep dirinya akan menyaring untuk melihat, mendengar, memberikan penilaiaan dan memahami segala sesuatu (pesan) yang berada didalam atau berasal dari luar dirinya.

Seseorang yang berkonsep diri positif cenderung membuka diri secara wajar pada orang lain, sedangkan yang berkonsep diri negatif biasanya cenderung tertutup. Orang yang memiliki konsep diri negatif biasanya sulit membuka diri, sulit dalam berbicara dengan orang lain sulit mengakui kesalahan, sulit menerima kritik dari orang lain, sulit mengemukakan gagasan atau ide, merasa tidak aman, merasa takut kalau orang lain tidak menyukai pendapatnya merasa tak mampu, serta kehilangan kepercayaan diri.

Seseorang yang berkonsep diri positif cenderung merasa senang akan dirinya dan merasa yakin bahwa ia mampu menghadapi berbagai situasi yang dijumpai dalam pergaulan hidup dan memiliki kepercayaan diri.

E. Mengubah Dan Meningkatkan Konsep Diri
Sangat tidak pantas sekali jika kita langsung menyalahkan orang tua atau guru yang di masa lalu telah membentuk konsep diri anda menjadi “Saya Bodoh”. Kita sudah dewasa, jadi kita harus merubahnya sendiri.
Bagaimana caranya? Caranya sebagai berikut :
  1. Kisah Sukses: Berupa kejadian, peristiwa, pengalaman, atau apa saja yang pernah anda alami dalam hidup yang dirasa istimewa. Kisah sukses ini harus anda tulis di atas kertas, tulislah kisah sukses terkini lalu mundur lagi, terus mundur sampai saat anda masih kecil, sampai kisah sukses paling lama yang bisa anda ingat. Ini akan membantu diri agar memberi self-talk positif dan menghentikan self-talk negatif disaat mengalami kegagalan.
  2. Simbol Sukses: Bentuknya dapat berupa Trofi, sertifikat ijazah, surat penghargaan, lencana, foto, tanda tangan orang yg dikagumi, rekaman video, kaset, dll.Simbol sukses ini sebagai Reminder (pengingat) akan keberhasilan yang pernah kita raih. Kisah & simbol sukses ini dapat memperkuat kaki “meja” konsep diri anda.
  3. Afirmasi Positif: Siapakah orang yang paling anda percayai pendapatnya di dunia ini? Tentu saja anda sendiri. Maka dari itu tanamkan pada diri kita benih kepercayaan diri dengan ucapan-ucapan positif (Afirmasi Positif). Afirmasi Positif dapat dibuat dgn benar, yakni :
  • Harus Positif. Jangan gunakan kalimat, “Saya tidak bodoh!” tapi gunakanlah kalimat, “Saya cerdas dan terampil!”
  • Menggunakan kalimat waktu sekarang. Jangan menggunakan kalimat, “ Besok saya akan rajin belajar,” tapi gunakan kalimat, ”Saya adalah murid yang rajin belajar.”
  • Bersifat pribadi. Gunakan kata “saya” Misalnya,”Saya murid yang pintar dan…. Persisten Lakukan selama 21 hari non-stop.
  • Dengan hasrat dan antusiasme yang besar.Libatkan emosi anda saat mengucapkan kalimat afirmasi anda
  • Visualisasi Multi Sensori, agar dapat melakukan cara ini, anda harus masuk dalam konalfa(kondisi di saat anda ingin tidur sehingga terasa rileks dan agak “fly”).

Rabu, 02 November 2011

Landasan Hidup Religius

Landasan adalah sebagai pondasi atau sebuah dasar pijakan bagi siapapun manusia yang hidup di dunia ini karena tanpa landasan, maka manusia hidupnya tidak punya arah yang jelas untuk membawa kemana orientasi hidupnya. Orang yang hidupnya tidak punya landasan perumpamaannya adalah ibarat bangunan yang berdiri diatas pasir yang sewaktu-waktu bisa roboh jika gelombang datang. Oleh karena itu manusia harus sadar dan mempunyai landasan hidup yang mereka pegang. Ada beberapa ciri orang yang memiliki landasan hidup
  1. Manusia harus memahami dirinya dan tau kemana arah dan tujuan hidupnya.
  2. Manusia harus menyadari tentang dirinya dan bagaimana memerankan dirinya.
  3. Manusia harus mengenal dengan melihat tanda-tanda kekusaaanNya, sehingga manusia sadar untuk lebihcondong untuk mengikuti perintahNya dan menjauhi semua laranganNya.
  4. Manusia harus bisa membaca kondisi lingkungan dengan petunjuk pedoman hidup manusia, apakah sudah sesuai atau belum.
B. Agama (Religius)
Petunjuk tersebut dikenal dengan nama agama, yang berasal dari bahasa Sansekerta (bahasa India kuno), yang berarti: a = tidak, dan gama = kacau. Jadi yang dimaksud dengan agama adalah peraturan-peraturan yang dipergunakan untuk mengatur manusia agar hidupnya di dunia ini tidak kacau.
Menurut Rokeach dan Bank bahwasannya nilai merupakan suatu tipe kepercayaan yang berada pada suatu lingkup sistem kepercayaan di mana seseorang bertindak untuk menghindari suatu tindakan, atau mengenai sesuatu yang dianggap pantas atau tidak pantas. Ini berarti pemaknaan atau pemberian arti terhadap suatu objek. Sedangkan keberagamaan merupakan suatu sikap atau kesadaran yang muncul yang didasarkan atas keyakinan atau kepercayaan seseorang terhadap suatu agama.
Menurut Gay Hendricks dan Kate Ludeman dalam Ari Ginanjar, terdapat beberapa sikap religius yang tampak dalam diri seseorang dalam menjalankan tugasnya, di antaranya:
  • Kejujuran
Seorang siswa yang selalu tidak jujur dalam ujian, hanya akan menghasilkan prestasi ‘semu’. Sifat tercela itu akan terus terbawa ketika bekerja dan berinteraksi dalam lingkungan berikutnya. Kebohongan yang pertama akan disusul kebohongan- kebohongan berikutnya.
  • Keadilan
Keadilan adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sesuai dengan haknya. keadilan itu bersifat mutlak dan setiap manusia itu sulit untuk melakukan keadilan malah banyak manusia melakukan hal sebaliknya tidak melakukan keadilan tetapi melakukan kecurangan, di zaman sekarang ini sulit sekali menemukan manusia yang berlaku adil. Ciri – ciri keadilan itu sendiri adalah tidak memihak, seimbang dan melihat segalanya sesuai dengan proporsinya baik secara hak dan kewajiban dan sebanding dengan moralitas. Contoh: Guru memberikan nilai kepada siswa sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
  • Bermanfaat Bagi Orang Lain
Orang yang baik adalah orang yang bermanfaat kepada orang lain, tanpa bermanfaat kepada orang lain kita tidak akan disebut dan dipandang baik. Bagaimana mungkin hanya dengan diam, tidak bermanfaat, orang mengatakan baik kepada anda?
Bermanfaat kepada orang lain seperti membantu nenek yang sedang menyebrang jalan,membantu orang tua yang mengakat barang bawaan yang berat,membantu orang tua yang kesulitan,hingga membantu untuk memberikan bantuan baik berupa materiil dan non materiil.
  • Rendah Hati
Rendah hati bukan berarti kita selalu berkata merendah bila ditanya seseorang. Bila ditanya selalu menjawab saya bukan apa-apa atau saya tidak bisa apa-apa. Untuk dipuji rasanya sangat sulit sekali. Ini bukan rendah hati tetapi minder namanya. Rendah hati atau humble, mencerminkan sikap tidak sombong, dan bersedia untuk mengakui kehebatan orang lain. Dengan adanya sikap rendah hati, kita bisa mengikis rasa ego kita, dan mau belajar dari orang lain. Ujung- ujungnya, semua itu menentukan seberapa besar jiwa kita.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa melatih sikap rendah hati kita dengan cara menyapa orang sebelum disapa, tersenyum sebelum orang senyum pada kita, sering mengucapkan dua kata sakti “Terima Kasih”, dan “Tolong”. Rendah hati juga menyangkut kesediaan untuk diajar, dan mengajar orang lain. Seberapa sering kita mempraktekkan sikap rendah hati, itulah yang akan menentukan jiwa kita sesungguhnya.
  • Bekerja Efisien
Kemampuan mengatur waktu sangat penting agar orang dapat bekerja secara cepat dan efisien. Jika tidak pandai mengaturnya, bisa-bisa banyak energi terkuras, sementara pekerjaan tidak satu pun terselesaikan.
  • Visi ke Depan
Setiap pria dan wanita sukses adalah pemimpi-pemimpi besar. Mereka berimajinasi tentang masa depan mereka, berbuat sebaik mungkin dalam setiap hal, dan bekerja setiap hari menuju visi jauh ke depan yang menjadi tujuan mereka.
  • Disiplin Tinggi
Disiplin diri adalah sebuah cara untuk membuat impian anda menjadi kenyataan. Disiplin diri juga adalah cara untuk mengubah kelemahan anda menjadi kekuatan. Tanpa disiplin, sekalipun anda tahu apa yang anda inginkan - anda tidak bisa mencapainya. Tanpa disiplin, sekalipun anda tahu apa yang TIDAK anda inginkan, anda tidak mampu menghindarinya.
Disiplin diri adalah penting dalam mengisi hidup. Memang diperlukan usaha, kemauan, dan juga pengorbanan - tapi ingat semua itu bukan hukuman. Melainkan jembatan bagi anda untuk mencapai kemungkinan tertinggi dan terbaik.
Bagaimana membuat diri kita disiplin? Anda sudah memiliki segala yang diperlukan. Tidak lebih dari mengendalikan tindakan anda sendiri, dan anda sudah belajar ini sejak kecil. Untuk mendisiplinkan diri, kita harus MEMUTUSKAN untuk melakukan hal itu. Disiplin diri bisa anda miliki dan gunakan saat anda siap untuk menghidupkan impian anda.
  • Keseimbangan
Seseorang yang memiliki sifat religius sangat menjaga keseimbangan hidupnya, khusunya empat aspek inti dalam kehidupannya, yaitu: keintiman, pekerjaan, komunitas dan spiritualitas.
Jadi hidup yang religius itu bukan hanya ketika seorang melakukan kegiatan ritual (beribadah) tetapi harus di wujudkan dalam berbagai sisi kehidupan. Dan bukan hanya melalui kegitaan yang tampak dan dapat dilihat dengan mata, tetapi juga kegiatan yang tidak tampak dan terjadi dalam hati seseorang.
C. Manfaat Hidup Religius
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa tujuan hidup di dunia ini dari dulu sampai sekarang adalah ingin mencapai kebahagiaan hidup. Dan untuk itu manusia memiliki akal pikiran dengan kemampuan yang sangat hebat. Dengan akal pikiran tersebutlah manusia dapat memiliki ilmu pengetahuan yang sangat tinggi, mampu menciptakan alat-alat teknologi yang sangat canggih, yang apabila hasil hasil penemuan manusia yang sekarang ini diceritakan pada zaman dahulu kala, pasti akan dianggap sebagai hal yang irrasional (tidak masuk akal).
Akan tetapi seberapa jenius dan cerdasnya akal pikiran manusia, ternyata memiliki tiga kelemahan yang tidak dapat dijawab oleh akal pikiran itu sendiri. Tiga kelemahan tersebut adalah:
  1. Akal pikiran itu tidak dapat mengetahui hakekat kebenaran. Buktinya banyak teori kebenaran yang dikemukakan oleh para ahli yang berbeda-beda antara teori yang satu dengan yang lain, padahal kita tahu dengan pasti bahwa kebenaran yang sejati hanyalah satu.
  2. Akal pikiran itu tidak dapat mengetahui letak pasti kebahagiaan hidup. Buktinya seringkali sesuatu yang dibayangkan oleh seseorang akan dapat membahagiakan hidupnya sehingga seluruh tenaga, waktu bahkan uang yang dia punya dipergunakan untuk mencapai tujuan tersebut, namun setelah tercapai, ternyata malah membawa kesengsaraan hidup yang berkepanjangan.
  3. Akal pikiran itu tidak dapat mengetahui asal muasal manusia. Artinya meskipun akal pikiran itu sangat cerdas, jenius, brilian, ternyata tidak dapat menjawab tujuh macam pertanyaan berikut:
  • Dari mana manusia itu datang sebelum hidup di dunia ini?
  • Mengapa manusia itu harus hidup di dunia ini? Siapa gerangan yang menghendaki kehidupan manusia di dunia ini?
  • Untuk apa manusia hidup di dunia ini?
  • Mengapa setelah manusia terlanjur senang hidup di dunia dia harus mati; padahal tidak ada seorangpun yang senang mati?
  • Siapa gerangan yang menghendaki kematian manusia?
  • Kemana nyawa manusia setelah mati dan bangkainya dikubur?
Ketiga macam kelemahan akal fikiran manusia tersebut di atas adalah bukti yang nyata bahwa manusia mutlak memerlukan petunjuk yang dapat mengatasi ketiga kelemahan akal tersebut dan yang dapat memberikan bimbingan kepada manusia agar hidupnya di dunia ini dapat memiliki ketenangan dan ketentraman jiwa yang menjadi faktor penentu bagi kebahagiaan hidup.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews